Kanker yang juga dikenal dengan kanker indung telur ini biasanya menyerang secara diam-diam, begitu terdeteksi biasanya sudah stadium lanjut. Meskipun tidak menempati urutan teratas untuk daftar penyakit kanker yang menyerang wanita, namun catatan angka kematiannya terbilang cukup tinggi.
Sayangnya sampai sekarang para ahli belum menyebutkan penyebabnya secara pasti. Tetapi berikut rumusan mereka mengenai sederet faktor spesifik yang dapat meningkatkan resiko wanita mengidap penyakit ini:
Usia: Lebih kurang setengah dari kasus kanker indung telur ditemukan pada wanita-wanita yang telah berusia lebih dari 60 tahun. Artinya kanker indung telur berkembang subur setelah seorang wanita memasuki masa menopause.
Penggunaan obat-obat kesuburan: Penggunaan obat-obat kesuburan dalam waktu yang panjang dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya kanker ini. Apalagi bila pemakainya tidak pernah berhasil mencapai kehamilan.
Riwayat penyakit dalam keluarga: Pada sekitar 10% kasus pada penderita biasanya memiliki riwayat kanker indung telur dalam keluarga.
Riwayat reproduksi: Para wanita yang tidak memiliki anak dalam pernikahannya atau memiliki anak setelah usia 30 kemungkinan memiliki risiko mengidap kanker indung telur yang lebih besar.
Walau sampai saat ini masih belum ada jenis pemeriksaan dan metode untuk mendeteksi kanker jenis ini, hal terbaik yang dapat Anda lakukan sekarang ini adalah dengan melakukan pemeriksaan fisik dan panggul (rectum) secara rutin setiap tahun dan selalu menjaga gaya hidup dan pola makan dengan baik!
Mungkin Anda berpikir kalau saat ini usia Anda masih sangat jauh dari masa menopause. Tapi tak ada ruginya untuk mengetahui hal ini jauh sebelumnya kan?