Bumilpintar.com - Tak jarang orangtua yang
mengalami kesulitan dalam memahami emosi anak-anaknya sendiri, meskipun tinggal
dalam satu atap yang sama. Mungkin Anda pernah mendapati tiba-tiba anak sulit
diajak bicara atau berkomunikasi tanpa ada alasannya. Raut wajahnya seperti
sedang kesal dan memendam kejengkelan pada seseorang, bila ditanya justru
cenderung mengabaikan Anda. Kondisi seperti itu tentu membuat orangtua bingung
juga menjadi bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi pada anak-anaknya
dan apakah kekesalan anak memang dikarenakan kesalahan orangtua ataupun ada hal
lain.
Umumnya
orangtua berpikir bahwa seluruh perhatian rasanya sudah dicurahkan pada buah
hati karena hidup bersama dan selalu berdampingan setiap harinya. Namun suatu
saat tetap saja mendapati anak-anak merasa jengkel dan kesal. Jangankan untuk
memberikan penjelasan apa alasannya, ketika anak baru disapa saja sudah
memasang ekspresi muka cemberut dan kesal. Hal ini tentu saja menyulitkan
orangtua untuk menetukan apa yang harus dilakukannnya.
Tanpa disadari
ternyata tidak sedikit orangtua yang kurang memahami karakter ataupun sifat
buah hatinya. Penyebabnya dipicu oleh berbagai alasan, mulai dari kesibukan
orangtua, komunikasi yang jarang atau bahkan orangtua mengabaikan perasaan anak
karena terlalu menjunjung tinggi aturan keluarganya. Padahal mengetahui
perubahan emosi dan memahami karakter anak dengan baik merupakan hal yang
penting dilakukan orangtua. Dengan begitu, anak-anak akan merasa dihargai juga
nyaman dalam lingkungan keluarganya karena orangtuanya tahu bagaimana harus
bertindak saat perubahan emosi terjadi pada anaknya. Selain itu, mampu
membentuk rasa saling memahami dan menghormati diantara satu sama lainnya.
Sayangnya kini
tidak sedikit orangtua yang masih menerapkan prinsip otoriter dalam mengasuh
dan mendidik anak-anak. Dalam hal ini, orangtua memegang kendali dan kontrol
penuh terhadap diri anak-anaknya. Parahnya orangtua tidak memberikan toleransi
apakah aturan tersebut sesuai dengan anak atau tidak. Biasanya pada pola
pengasuhan ini akan lebih cenderung membentuk pribadi anak yang kaku dan tidak
bisa hidup tanpa mendapatkan arahan ataupun peraturan. Akibatnya mereka akan
cenderung mengalami kesulitan dalam bergaul dan menghadapai lingkungan
sosialnya. Dalam menjalin hubungan yang baik dengan buah hati, orangtua harus
mampu memahami emosi anak. Orangtua harus mengetahui beberapa hal berikut yang
mungkin menjadi kendala dalam mengenali emosi buah hati, diantaranya yaitu :
1. Ketakutan Orangtua Itu
Sendiri
Tidak sedikit
orangtua yang terkadang merasa tidak mampu atau memiliki ketakutan tersendiri
karena tidak bisa mengatasi perilaku anak-anaknya yang cenderung tempramental.
Ketakutan orangtua tersebut semakin bertambah bila perilaku anak-anaknya tidak
akan bisa diobati maupun diatasi. Pada akhirnya memicu orangtua cenderung
menolak kenyataan yang terjadi dan mengabaikan perasaan anaknya. Anda tentu
saja tahu bahwa menghindar dan menyangkal justru tidak akan menyelesaikan
masalah, sebaiknya mengambil keputusan untuk membawa anak mengunjungi
psikiater. Hal tersebut setidaknya akan membantu Anda untuk mengatasi masalah
pada anak. Selain itu, orangtua perlu mengupayakan berbagai cara untuk
menstabilkan kembali emosi anak. Contoh yang mudah dengan tidak mengungkit
hal-hal atau sumber yang membangkitkan amarah anak.
2. Tidak Saling Bertatap Mata
Sewaktu Berdiskusi
Menjalin kontak
mata secara langsung dengan lawan bicara penting dilakukan seseorang saat
terlibat suatu pembicaraan. Tujuan untuk mengenal emosi melalui ekpresi dan
raut muka yang ditunjukan lawan bicaranya. Seseorang yang menatap wajah dan
menjalin kontak mata, akan lebih mudah menilai ekspresi dan emosi lawan
bicaranya, apakah ekspresinya menunjukan riang, sedih, biasa saja atau bisa
juga ketertarikan.
Pada kasus
orangtua yang mengalami kesulitan dalam mengenali emosi anak-anaknya mungkin
saja dipengaruhi karena orangtua belum menjalin kontak mata dengan anaknya saat
mengobrol atau berdiskusi bersama. Meskipun jalinan komunikasi tidak mengalami
kendala tetapi belum mampu juga mengenali emosi anak dengan baik, maka orangtua
tidak akan bisa memahami apakah diskusi yang dilakukan disetujui anak atau
tidak. Persetujuan yang diberikan anak biasanya disampaikan karena mendapatkan
tekanan, seperti takut atau terlalu menghargai orangtua.
Ketika orangtua
berencana mendiskusikan sesuatu dengan anak-anaknya, tidak ada salahnya mencari
waktu yang tepat saat anak terlihat santai. Kemudian Anda menjalin komunikasi
dengan lebih memfokuskan untuk menatap muka sampai tatapan mata didapatkan,
sehingga akan bisa memahami emosi anak.
3. Seringkali Meremehkan
Perasaan Anak
Tidak jarang
orangtua terkadang mengabaikan perasaan anak-anaknya ketika marah, dengan
alasan mereka akan kembali seperti biasanya karena dalam beberapa waktu amarah
bisa diredam. Namun tanpa disadari Anda melakukannya terus menerus, sehingga
akan semakin sulit memahami anak melalui perasaannya. Dalam hal ini, orangtua
harus mencoba untuk memahami anak-anaknya dengan memberikan perhatiannya pada
perkembangan anak baik secara mental maupun fisiknya. Apabila anak termasuk
tipikal yang sifatnya sensitif sehingga akan lebih mudah tersinggung, maka Anda
sebaiknya perlu bertindak dengan penuh kehati-hatian dalam menjaga perasaan anak
dan berusaha memahaminya lebih baik lagi.
4. Terlalu Sibuk Dengan Karir
Orangtua yang
terlalu disibukkan dengan pekerjaan di kantor menyebabkannya sulit mengenali
emosi buah hatinya. Hal ini dikarenakan waktu ibu ataupun ayah banyak
dihabiskan di kantor sehingga waktu untuk berkumpul bersama keluarga menjadi
lebih sedikit. Kondisi seperti itu tentunya akan membuat perhatian yang
diberikan orangtua pada anaknya semakin berkurang. Hal ini tidak memungkinkan
orangtua bisa memahami perasaan maupun emosi anak-anaknya karena memberikan
perhatian saja mereka mengalami kesulitan.
Oleh karena
itu, untuk mengatasi kondisi tersebut, baik ibu maupun ayah harus bisa
mengalokasikan waktunya untuk dimanfaatkan berkumpul bersama buah hati. Namun
bila orangtua mengalami kesulitan dalam menyisihkan waktu setiap hari untuk
buah hati, maka setidaknya akhir pekan harus dimanfaatkan dan dihabiskan untuk
berkumpul bersama anak-anak. Waktu tersebut bisa orangtua manfaatkan untuk
menjalin hubungan yang lebih baik dengan memahami emosi anak-anak.
0 Response to "Inilah 4 Alasan Mengapa Orangtua Sulit Memahami Emosi Buah Hatinya"
Posting Komentar