Inilah 4 Alasan Mengapa Orangtua Sulit Memahami Emosi Buah Hatinya


Bumilpintar.com - Tak jarang orangtua yang mengalami kesulitan dalam memahami emosi anak-anaknya sendiri, meskipun tinggal dalam satu atap yang sama. Mungkin Anda pernah mendapati tiba-tiba anak sulit diajak bicara atau berkomunikasi tanpa ada alasannya. Raut wajahnya seperti sedang kesal dan memendam kejengkelan pada seseorang, bila ditanya justru cenderung mengabaikan Anda. Kondisi seperti itu tentu membuat orangtua bingung juga menjadi bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi pada anak-anaknya dan apakah kekesalan anak memang dikarenakan kesalahan orangtua ataupun ada hal lain.

Umumnya orangtua berpikir bahwa seluruh perhatian rasanya sudah dicurahkan pada buah hati karena hidup bersama dan selalu berdampingan setiap harinya. Namun suatu saat tetap saja mendapati anak-anak merasa jengkel dan kesal. Jangankan untuk memberikan penjelasan apa alasannya, ketika anak baru disapa saja sudah memasang ekspresi muka cemberut dan kesal. Hal ini tentu saja menyulitkan orangtua untuk menetukan apa yang harus dilakukannnya.
Tanpa disadari ternyata tidak sedikit orangtua yang kurang memahami karakter ataupun sifat buah hatinya. Penyebabnya dipicu oleh berbagai alasan, mulai dari kesibukan orangtua, komunikasi yang jarang atau bahkan orangtua mengabaikan perasaan anak karena terlalu menjunjung tinggi aturan keluarganya. Padahal mengetahui perubahan emosi dan memahami karakter anak dengan baik merupakan hal yang penting dilakukan orangtua. Dengan begitu, anak-anak akan merasa dihargai juga nyaman dalam lingkungan keluarganya karena orangtuanya tahu bagaimana harus bertindak saat perubahan emosi terjadi pada anaknya. Selain itu, mampu membentuk rasa saling memahami dan menghormati diantara satu sama lainnya.

Sayangnya kini tidak sedikit orangtua yang masih menerapkan prinsip otoriter dalam mengasuh dan mendidik anak-anak. Dalam hal ini, orangtua memegang kendali dan kontrol penuh terhadap diri anak-anaknya. Parahnya orangtua tidak memberikan toleransi apakah aturan tersebut sesuai dengan anak atau tidak. Biasanya pada pola pengasuhan ini akan lebih cenderung membentuk pribadi anak yang kaku dan tidak bisa hidup tanpa mendapatkan arahan ataupun peraturan. Akibatnya mereka akan cenderung mengalami kesulitan dalam bergaul dan menghadapai lingkungan sosialnya. Dalam menjalin hubungan yang baik dengan buah hati, orangtua harus mampu memahami emosi anak. Orangtua harus mengetahui beberapa hal berikut yang mungkin menjadi kendala dalam mengenali emosi buah hati, diantaranya yaitu :

1.      Ketakutan Orangtua Itu Sendiri

Tidak sedikit orangtua yang terkadang merasa tidak mampu atau memiliki ketakutan tersendiri karena tidak bisa mengatasi perilaku anak-anaknya yang cenderung tempramental. Ketakutan orangtua tersebut semakin bertambah bila perilaku anak-anaknya tidak akan bisa diobati maupun diatasi. Pada akhirnya memicu orangtua cenderung menolak kenyataan yang terjadi dan mengabaikan perasaan anaknya. Anda tentu saja tahu bahwa menghindar dan menyangkal justru tidak akan menyelesaikan masalah, sebaiknya mengambil keputusan untuk membawa anak mengunjungi psikiater. Hal tersebut setidaknya akan membantu Anda untuk mengatasi masalah pada anak. Selain itu, orangtua perlu mengupayakan berbagai cara untuk menstabilkan kembali emosi anak. Contoh yang mudah dengan tidak mengungkit hal-hal atau sumber yang membangkitkan amarah anak.

2.      Tidak Saling Bertatap Mata Sewaktu Berdiskusi

Menjalin kontak mata secara langsung dengan lawan bicara penting dilakukan seseorang saat terlibat suatu pembicaraan. Tujuan untuk mengenal emosi melalui ekpresi dan raut muka yang ditunjukan lawan bicaranya. Seseorang yang menatap wajah dan menjalin kontak mata, akan lebih mudah menilai ekspresi dan emosi lawan bicaranya, apakah ekspresinya menunjukan riang, sedih, biasa saja atau bisa juga ketertarikan.

Pada kasus orangtua yang mengalami kesulitan dalam mengenali emosi anak-anaknya mungkin saja dipengaruhi karena orangtua belum menjalin kontak mata dengan anaknya saat mengobrol atau berdiskusi bersama. Meskipun jalinan komunikasi tidak mengalami kendala tetapi belum mampu juga mengenali emosi anak dengan baik, maka orangtua tidak akan bisa memahami apakah diskusi yang dilakukan disetujui anak atau tidak. Persetujuan yang diberikan anak biasanya disampaikan karena mendapatkan tekanan, seperti takut atau terlalu menghargai orangtua.
Ketika orangtua berencana mendiskusikan sesuatu dengan anak-anaknya, tidak ada salahnya mencari waktu yang tepat saat anak terlihat santai. Kemudian Anda menjalin komunikasi dengan lebih memfokuskan untuk menatap muka sampai tatapan mata didapatkan, sehingga akan bisa memahami emosi anak.

3.      Seringkali Meremehkan Perasaan Anak

Tidak jarang orangtua terkadang mengabaikan perasaan anak-anaknya ketika marah, dengan alasan mereka akan kembali seperti biasanya karena dalam beberapa waktu amarah bisa diredam. Namun tanpa disadari Anda melakukannya terus menerus, sehingga akan semakin sulit memahami anak melalui perasaannya. Dalam hal ini, orangtua harus mencoba untuk memahami anak-anaknya dengan memberikan perhatiannya pada perkembangan anak baik secara mental maupun fisiknya. Apabila anak termasuk tipikal yang sifatnya sensitif sehingga akan lebih mudah tersinggung, maka Anda sebaiknya perlu bertindak dengan penuh kehati-hatian dalam menjaga perasaan anak dan berusaha memahaminya lebih baik lagi.

4.      Terlalu Sibuk Dengan Karir

Orangtua yang terlalu disibukkan dengan pekerjaan di kantor menyebabkannya sulit mengenali emosi buah hatinya. Hal ini dikarenakan waktu ibu ataupun ayah banyak dihabiskan di kantor sehingga waktu untuk berkumpul bersama keluarga menjadi lebih sedikit. Kondisi seperti itu tentunya akan membuat perhatian yang diberikan orangtua pada anaknya semakin berkurang. Hal ini tidak memungkinkan orangtua bisa memahami perasaan maupun emosi anak-anaknya karena memberikan perhatian saja mereka mengalami kesulitan.
Oleh karena itu, untuk mengatasi kondisi tersebut, baik ibu maupun ayah harus bisa mengalokasikan waktunya untuk dimanfaatkan berkumpul bersama buah hati. Namun bila orangtua mengalami kesulitan dalam menyisihkan waktu setiap hari untuk buah hati, maka setidaknya akhir pekan harus dimanfaatkan dan dihabiskan untuk berkumpul bersama anak-anak. Waktu tersebut bisa orangtua manfaatkan untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan memahami emosi anak-anak.

Dengan demikian memahami emosi anak merupakan hal yang penting dan perlu dilakukan orangtua. Manfaatnya akan membuat hubungan orangtua dan anak-anaknya menjadi lebih baik juga membentuk sifat saling menghargai diantara mereka






0 Response to "Inilah 4 Alasan Mengapa Orangtua Sulit Memahami Emosi Buah Hatinya"

Posting Komentar