Tak semua orang tahu bahwa ternyata tak semua wanita mengalami ovulasi. Ovulasi, yang normalnya terjadi sekali dalam sebulan, juga kadang tidak menentu kehadirannya. Rata-rata, seorang wanita normal akan mengalami ovulasi selama 10 kali dalam setahun.
Terjadi atau tidaknya ovulasi, bagi sebagian wanita yang masih single atau sudah tidak lagi menginginkan anak, tampaknya tidak terlalu menjadi soal. Namun bagi wanita yang tengah mendambakan kehamilan, terjadi atau tidaknya ovulasi menjadi hal yang amat penting.
Bagaimana kita dapat mengetahui apakah di dalam tubuh terjadi ovulasi atau tidak? Belakangan ada semacam tes yang dapat mendeteksi kelangsungan ovulasi (misalnya Ovu-test, yang banyak dijual bebas di apotek-apotek). Selain itu, ovulasi juga dapat dideteksi melalui pengamatan diri sendiri.
Beberapa hal berikut dapat menjadi tanda tidak terjadinya ovulasi :
- Tidak ada PMS (premenstrual Syndrom). Jika biasanya Anda mengalami PMS yang dahsyat, seperti payudara mengencang, perasaan sensitif, dll, dan tiba-tiba Anda tidak mengalaminya, padahal masa haid sudah di depan mata, maka berarti tidak terjadi ovulasi dalam tubuh Anda.
- Tidak ada kram/rasa pegal di otot panggul. Setelah ovulasi, hormon progesteron berhenti berproduksi. Hal ini akan meyebabkan rasa tidak nyaman di daerah seputar organ reproduksi (panggul, pinggang).
- Perdarahan lebih banyak atau lebih sedikit. Adanya perubahan darah yang keluar saat menstruasi dapat menandakan tidak adanya ovulasi.
0 Response to "Menjajaki Ovulasi"
Posting Komentar