Cacar Air pada Ibu Hamil


Cacar air adalah penyakit yang biasanya hanya dialami sekali seumur hidup. Wah, bagaimana jika cacar air menyerang ibu hamil?

Jika di masa kanak-kanak belum pernah terserang cacar air, resiko tertular penyakit ini sangat besar. Saat hamil, di saat imunitas tubuh sedikit berubah, resiko akan semakin besar. Bagaimana mencegah dan mengatasi masalah ini?

Penyebab dan Gejala  Cacar Air


bumilpintar.com - Penyakit yang disebabkan  oleh virus varicella zoster ini sebetulnya tergolong tidak berbahaya dan bisa disembuhkan total. Tetapi tentu saja, Anda perlu sesegera mungkin mendapatkan perawatan semestinya hingga tidak menimbulkan komplikasi.

Serangan cacar air biasanya diawali dengan keluhan sakit kepala ringan, tidak nafsu makan, sakit tenggorokan disertai batuk kering. Kondisi tak nyaman ini kemudian diikuti dengan demam yang tidak begitu tinggi yang kerap dianggap hanya sebagai gejala flu biasa. Yang membedakan, serangan virus cacar air akan memunculkan perasaan lesu-lemah dan timbulnya kemerahan di sekujur tubuh disertai rasa gatal yang amat mengganggu. Dalam waktu 24-36 jam, daerah kemerahan ini berubah menjadi vesikel  atau bintik kecil berisi cairan jernih yang akan menghilang selama 17-24 hari berikutnya.

Penyakit cacar air ini sangat mudah menular. Bahkan hanya berdekatan tanpa menyentuh penderita pun, seseorang bisa  tertular bila daya tahan tubuh sedang lemah. Anda dapat tertular melalui percikan udara yang keluar dari sekresi lender napas, batuk, dan bersin penderita cacar air. Jadi, jika kebetulan udara pernapasan penderita cacar terhirup, maka mungkin Anda pun bakal tertular.

Penularan bisa  juga terjadi lewat kontak langsung pada lesi, maupun benda-benda yang bekas dipakai penderita  seperti  saputangan, handuk, pakaian, dan peralatan makan. Sementara, penularan pada janin hanya dapat terjadi melalui plasenta dari ibu hamil yang terpapar cacar.

Lebih Rentan

Di atas kertas, penyakit cacar air ini bisa menulari siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, dewasa maupun  kanak-kanak. Penyakit ini sama sekali tidak mengenal musim dan hanya bisa menyerang seseorang sekali seumur hidupnya. Sayangnya ibu hamil termasuk kelompok yang rentan terserang cacar. Mengapa?

Di awal kehamilan, biasanya kondisi ibu lemah karena perubahan hormone. Wanita hamil mungkin mengalami mual-muntah, nafsu makan menurun, sehingga daya tahan tubuhnya memburuk. Nah, di saat inilah peluang serangan cacar air menjadi sangat besar.

Serangan virus cacar pada usia kehamilan berapapun, jika tidak ditangani semestinya bisa mengakibatkan komplikasi yang mengancam jiwa. Diantaranya komplikasi berupa radang paru atau pneumonia yang ditandai dengan demam tinggi disertai kesulitan bernapas, rasa sesak di dada setiap kali bernapas, atau batuk kronis. Kalau sudah begini mau tidak mau penderita harus dirawat di RS dengan pengawasan ketat dan infus  antivirus acyclovir.

Dampak pada Janin

Serangan virus cacar air juga mempengaruhi perkembangan janin. Bila cacar air menyerang  ibu hamil di trimester  awal dan tidak ditangani secara cepat dan tepat, penyakit ini mendatangkan masalah serius.

Diperkirakan sebanyak 1,5 persen janin yang pada trimester pertama ibunya terserang cacar air akan dilahirkan dengan congenital varicella syndrome (CVS).  Resiko terkena CVS bakal meningkat menjadi 2 persen bila ibu terinfeksi pada usia kehamilan 13-20 minggu. Efek CVS tampak jelas saat bayi dilahirkan, yakni gangguan kulit berupa koreng hampir di seluruh tubuhnya, cacat tangan dan kaki disertai gangguan penglihatan, serta lingkar kepala kecil dibawah normal. Janin dengan CVS juga mengalami gangguan pertumbuhan dalam rahim hingga saat dilahirkan memiliki berat badan rendah disertai dengan gangguan perkembangan mental akibat kelainan saraf. Infeksi ini juga akan meningkatkan resiko keguguran. Kalaupun bayi sempat dilahirkan, sekitar 20 persen di trimester pertama beresiko meninggal dunia di usia 5-10 hari.

Sedangkan jika cacar air menyerang ibu pada kehamilan trimester ketiga umumnya tidak menyebabkan kelainan bawaan. Bahkan janin relative aman karena sekitar lima hari setelah terpapar cacar air, Si Ibu akan membangun kekebalan tubuh yang akan ikut mengalir ke dalam tubuh janinnya melalui plasenta. Kekebalan tubuh ibu ini akan member perlindungan terhadap system kekebalan tubuh janinyang belum sempurna dan belum mampu membangun kekebalan tubuhnya sendiri.

Sementara bila ibu terserang cacar air dalam tenggang waktu 5-21 hari sebelum persalinan, kemungkinan besar si kecil akan tertular, namun dalam skala sakit sangat ringan. Ada juga bayi yang lahir tanpa tanda-tanda terpapar cacar air sehingga di masa depan, ia mungkin mengalami cacar air. Ini karena saat di dalam rahim, janin sudah mendapat cukup kekebalan tubuh.

Resiko yang sangat membahayakan justru bila ibu hamil terkena cacar air dalam tenggang waktu tujuh hari sebelum melahirkan sampai 21 hari usai persalinan. Bayi yang dilahirkan mungkin akan terpapar virus karena belum sempat mendapat kekebalan tubuh dari ibunya. Dalam kasus-kasus seperti ini , bayi rentan mengalami neonatal varicella atau cacar air pada bayi baru lahir. Diperkirakan sekitar 17-30 persen kasus ini akan mengarah ke penyakit serius yang mengancam jiwa bila tidak segera diobati.

Untungnya dalam banyak kasus, resiko pada bayi bisa dikurangi dengan pemberian suntikan varicella zoster immune globulin (VZIG).  Dokter akan memberikan antibody ini bila Si Ibu memperlihatkan gejala sakit dalam 2-5 hari setelah melahirkan. Sedangkan bila bayi baru lahir menunjukkan gejala infeksi, seperti demam dan disertai ruam kemerahan di beberapa tempat, ia harus dirawat dengan pengawasan ketat.

Pencegahan dan Penanganan

Penyakit cacar air dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi yang tingkat keberhasilannya bisa mencapai 90 persen. Akan tetapi, vaksin cacar air seperti vaksin lainnya, tak dapt diberikan kepada ibu hamil. Vaksin dapat diberikan sebelum Si Ibu hamil atau paling lambat sebulan sebelum terjadinya konsepsi. Plilhan lain, tunggulah sampai 4-8 minggu setelah melahirkan. Pemberian vaksin usai melahirkan ini ditujukan untuk member perlindungan kehamilan berikut. Yang jelas, bila diberikan selagi ibu menyusui, vaksin ini aman dan sama sekali tak berpengaruh buruk pada produksi ASI.

Rasa gatal saat terkena cacar air tentu akan menganggu anda, tetapi sebaiknya jangan digaruk berlebihan. Untuk menguranginya, lakukan kompres dingin pada kulit atau dengan mengoleskan cairan penyejuk yang mengandung kalamin. Untuk mencegah komplikasi akibat garukan, cuci bintik cacar air dengan air dan sabun sesering mungkin sambil tetap menjaga kebersihan tangan dan badan.






0 Response to "Cacar Air pada Ibu Hamil"

Posting Komentar